Teringat
kembali saat akan ada perubahan formasi ‘forum malam jumat’ beberapa waktu lalu
ketika aku masih di Jogja. Ustadz dan temen-temen saling mengucapkan kata ‘perpisahan’.
Biasalah …, permintaan maaf kalo selama ini berbuat kesalahan, terlalu banyak
gurauannya, ada kata-kata yang menyinggung, tetapi pada dasarnya tidak ada
niatan untuk melakukan itu semua. Semuanya dilakukan hanya ingin mencairkan
suasana, agar forum rutin itu dinamis, tidak kaku dan membosankan, begitu kata
salah seorang temen. (meskipun aku merasa kalo porsi untuk gurauannya lebih
besar dari seriusnya, but sejujurnya aku seneng kok he..he…)
Aku
ragu, mo ikut bersuara ato tidak. Tapi kuputuskan juga utk menyampaikan yang
terlintas di kepala.
“ assalamualaikum ...dalam sebuah kata
bijak yang pernah aku baca, disitu dikatakan bahwa memang sakit ketika cinta kita ditolak. Tapi lebih menyakitkan lagi
kalo kita tidak sempat menyatakan cinta kita kepada orang yang kita cintai
sampai dia pergi meninggalkan kita tanpa pernah tahu bahwa kita mencintainya.
Oleh karena itu, pada kesempatan ini, saya ingin menyampaikan kepada
temen-temen, bahwa saya mencintai temen-temen karena Allah insya Allah ...”.
Ustadz bilang, ” wah, tadi waktu
pertama dengar memang sakit ketika cinta ditolak, saya sudah takut,
jangan-jangan ini kecewa karena ’proposal’nya gak kesampaian,...”
Kalo temen-temen yang lain malah
ketawa-ketawa, bukannya terharu, dan bilang, wah, hendri ternyata
romantis.....gak tau kalo hatiku sedang sedih karena kelompoknya mau dirotasi
:-<
Yah, aku sampaikan itu karena gak mau
nantinya menyesal karena tidak sempat mengatakan apa yang ada dalam hati.
Begitu juga ketika mau pulang ke
daerahnya di Bengkulu awal september kemaren, salah seorang sahabat terbaikku,
Candra Lesmana pernah mengatakan, ” Coy,
satu keinginanku yang belum kesampaian selama di Jogja. Keliling Ring Road naik
sepeda.”.
Karena itulah, pada ahad 11 November
ba’da subuh, jam 5 pagi aku mewujudkan keinginan Candra yang belum kesampean.
Yaa, keliling Ring Road naik sepeda onthel pinjeman. Sendirian, coz gak ada
yang mau diajak. Ketika di Ring Road Timur, kira-kira baru setengah jam
perjalanan kok matahari dah mulai memancarkan sinarnya, dan aku mulai
kecapaian. Terusin ...gak. terusin...gak. ditambah lagi sadel yang keras,
jadinya gak bisa ngebut. Akhirnya aku memutuskan untuk melanjutkan. Daripada
nanti menyesal, lagian ini bisa jadi pengalaman baru sebelum meninggalkan
jogja. Akhirnya sampe di titik start kembali sekitar pukul 7.30. lumayan cape,
dua setengah jam ngayuh sepeda tanpa berhenti. Kata temen-temen sih kurang
kerjaan, kayak orang ilang. But, bagiku it’s
no problemo. ada kepuasan tersendiri yang kurasakan.
Sekali lagi, aku mencoba untuk
meminimalisir kekecewaan dan penyesalan yang mungkin sekali akan melanda hati
seandainya keinginan dan perasaan yang aku rasakan tidak aku wujudkan dan aku
ungkapkan, padahal ada kemampuan dan kesempatan untuk melakukannya.
Hanya saja, aku tidak sempat
mengungkapkan perasaan ini kepada temen-temen yang lain sebelum pergi
meninggalkan jogja tercinta :-<. Disamping emang bener aku lupa, kayaknya
juga kalo ingat sekalipun, aku gak akan berani mengatakannya. Nanti dikirain
terlalu sentimentil...
So, sekarang aku ingin mengatakan lewat
coretan ini buat temen-temen semua, Aku mencintai kalian semua karena Allah,
insya Allah...
Terutama buat .......:-) (di-cut)
pas habis nulis ini, aku buka file artikel-artikel yang pernah aku ambil di
internet. And, ada satu cerita yang pas dengan apa yang kurasakan. Ini dia
artikelnya ...
JANGAN PERNAH
MENUNDA
Pada suatu tempat, hiduplah
seorang anak. Dia hidup dalam keluarga yang bahagia, dengan orang tua dan sanak
keluarganya. Tetapi, dia tidak pernah mensyukuri betapa baiknya kehidupan yang
dia miliki. Dia terus bermain, mengganggu sanak keluarganya kalau mereka tidak
mau bermain apa yang dia inginkan. Tetapi, ketika dia mau minta maaf, dia
selalu berkata,"Tidak apa-apa, besok kan bisa."
Ketika agak besar, sekolah
sangat menyenangkan baginya. Dia belajar, mendapat teman, dan sangat bahagia.
Tetapi, dia tidak pernah mensyukurinya.
Semua begitu saja dijalaninya
sehingga dia anggap semua sudah sewajarnya.
Suatu hari, dia berkelahi
dengan teman baiknya. Walaupun dia tahu itu salah, tapi tidak pernah mengambil
inisiatif untuk meminta maaf dan berbaikan dengan teman baiknya. Alasan dia, "Tidak apa-apa,
besok kan bisa."
Ketika
dia agak besar, teman baiknya tadi bukanlah temannya lagi. Walaupun dia masih
sering melihat temannya itu, tapi mereka tidak pernah saling bertegur-sapa.
Tapi itu bukanlah masalah, karena dia masih punya banyak teman baik yang lain. Dia dan
teman-temannya hampir melakukan segala sesuatu bersama-sama, makan, main,
kerjakan PR, dan jalan-jalan. Ya, mereka semua teman-temannya yang paling baik.
Setelah lulus, kerja membuatnya sibuk. Dia bertemu dengan seorang wanita yang
sangat cantik dan baik, segera dia menjadi pacarnya. Dia begitu sibuk dengan
kerjaannya, karena dia ingin dipromosikan ke posisi paling tinggi dalam waktu
yang sesingkat mungkin. Tentu, dia rindu dengan teman-temannya. Tapi dia tidak
pernah lagi menghubungi mereka lagi, bahkan lewat telepon. Dia selalu berkata,
"Ah, aku capek, besok saja aku hubungi mereka."
Ini tidak terlalu mengganggu
dia, karena dia mempunyai teman-teman sekerja yang selalu mau diajak keluar.
Jadi, waktu pun berlalu, dia lupa sama sekali untuk menelepon teman-temannya.
Setelah dia menikah dan punya anak, dia bekerja lebih keras agar dapat
membahagiakan keluarganya. Dia tidak pernah lagi membeli
bunga untuk istrinya, atau pun mengingat hari ulang tahun istrinya dan juga
hari pernikahan mereka. Tapi, itu tidak masalah baginya, karena istrinya selalu
mengerti dia, dan tidak pernah menyalahkannya.
Tentu, kadang-kadang dia
merasa bersalah dan sangat ingin punya kesempatan untuk mengatakan pada
istrinya "Aku cinta padamu", tapi dia tidak pernah melakukannya.
Alasan dia, "Tidak apa-apa, saya pasti akan mengatakannya besok." Dia
tidak pernah sempat datang ke pesta ulang tahun anak-anaknya,tapi dia tidak
tahu ini akan berpengaruh pada anak-anaknya. Anak-anak mulai menjauhinya, dan
tidak pernah benar-benar menghabiskan waktu mereka dengan ayahnya.
Suatu hari, kemalangan datang
ketika istrinya tewas dalam kecelakaan.
Ia ditabrak lari. Tapi hari itu, dia sedang ada rapat. Dia tidak sadar bahwa itu kecelakaan yang fatal, dia baru datang saat istrinya akan dijemput maut.
Sebelum sempat berkata "Aku cinta padamu", istrinya meninggal.
Laki-laki itu remuk hatinya dan mencoba mencari penghibur diri melalui anak-anaknya setelah kematian istrinya. Tapi, dia baru sadar anak-anaknya tidak pernah mau berkomunikasi dengannya. Setelah, anak-anaknya dewasa dan membangun keluarganya masing-masing. Tidak ada yang peduli sama orang tua ini yang di masa lalunya tidak pernah meluangkan waktunya untuk mereka.
Dia pindah ke rumah jompo yang terbaik, yang menyediakan pelayanan sangat
baik dengan uang yang dia simpan untuk perayaan pernikahan ke 50, 60,dan 70, dia dan istrinya. Semua uang itu sebenarnya untuk dipakai pergi ke Hawaii, New Zealand, dan negara-negara lain, tetapi kini dipakai untuk membayar biaya tinggal dia di rumah jompo tersebut. Sejak itu sampai dia meninggal, hanya ada orang-orang tua dan suster yang merawatnya. Dia kini merasa sangat kesepian, perasaan yang tidak pernah dia rasakan sebelumnya. Saat dia mau meninggal, dia memanggil seorang suster dan berkata kepadanya, "Ah, andai saja aku menyadari ini dari dulu...."
Ia ditabrak lari. Tapi hari itu, dia sedang ada rapat. Dia tidak sadar bahwa itu kecelakaan yang fatal, dia baru datang saat istrinya akan dijemput maut.
Sebelum sempat berkata "Aku cinta padamu", istrinya meninggal.
Laki-laki itu remuk hatinya dan mencoba mencari penghibur diri melalui anak-anaknya setelah kematian istrinya. Tapi, dia baru sadar anak-anaknya tidak pernah mau berkomunikasi dengannya. Setelah, anak-anaknya dewasa dan membangun keluarganya masing-masing. Tidak ada yang peduli sama orang tua ini yang di masa lalunya tidak pernah meluangkan waktunya untuk mereka.
Dia pindah ke rumah jompo yang terbaik, yang menyediakan pelayanan sangat
baik dengan uang yang dia simpan untuk perayaan pernikahan ke 50, 60,dan 70, dia dan istrinya. Semua uang itu sebenarnya untuk dipakai pergi ke Hawaii, New Zealand, dan negara-negara lain, tetapi kini dipakai untuk membayar biaya tinggal dia di rumah jompo tersebut. Sejak itu sampai dia meninggal, hanya ada orang-orang tua dan suster yang merawatnya. Dia kini merasa sangat kesepian, perasaan yang tidak pernah dia rasakan sebelumnya. Saat dia mau meninggal, dia memanggil seorang suster dan berkata kepadanya, "Ah, andai saja aku menyadari ini dari dulu...."
Dan dia meninggal dengan
air-mata di pipinya.
Apa yang saya ingin coba
katakan pada anda adalah : Waktu itu tidak pernah berhenti.
Anda terus maju dan maju, sebelum anda sadar, anda telah maju terlalu jauh.
Anda terus maju dan maju, sebelum anda sadar, anda telah maju terlalu jauh.
Jika anda pernah bertengkar,
segera berbaikanlah !
Jika anda merasa ingin
mendengar suara teman-mu, jangan ragu-ragu untuk meneleponnya segera. Terakhir,
tapi ini yang paling penting.
Jika anda merasa anda ingin
mengatakan sesuatu kepada seseorang, bahwa anda sayang dia, jangan tunggu
sampai terlambat.
Jika anda terus berpikiran
bahwa anda akan memberitahu dia di lain hari, hari ini tidak pernah akan
datang.
Jika anda selalu berpikiran
bahwa esok akan datang, maka "esok" akan pergi begitu cepatnya,
sehingga anda baru sadar waktu telah meninggalkanmu.
Jangan tunda kirim email ini
ke sahabat-sahabat anda.
Atau
masih adakah hari esok .....?

