Pada tahun 1951 M. ada seorang
tamu yang berkunjung ke pejabat cabang di Rashafah. Ketika saya sambut
kedatangannya dan saya tanyakan namanya, ia menjawab, "Muhammad Syakir
Gharbawi." Saya bertanya, "Dari Ismailia?" Ia menjawab, "Ya.
Anda tahu?" Saya berkata, "Sebentar." Lalu saya mengeluarkan
buku catatan dari laci meja, di situ tercatat bahawa pada tahun 1936 M. ada
seorang pemuda utusan Ustadz Hasan Al-Banna yang bernama Muhammad Syakir
Gharbawi datang ke Rasyid dalam rangka mengumpulkan dana untuk kaum mujahidin
Palestina. Tatkala target yang telah dicanangkan tidak terpenuhi, pemuda itu
menangis. Ketika Muhammad Gharbawi mengetahui isi catatan itu, ia langsung
menangis dan berkata, "Demi Allah, saya tidak menyangka kalau kejadian itu
bisa terkenang setelah waktu berlalu begitu lama."
Begitulah
sepenggal kisah yang ditulis oleh syeikh Abbas As Syisi dalam bukunya Bagaimana
Menyentuh Hati. Beragam cara yang dapat dilakukan untuk menjalin komunikasi
dengan orang lain, yang diharapkan nantinya bisa menjadi pintu masuk untuk
mengenalkan dakwah kepada orang lain tertuang dalam buku tersebut. Salah satu
hal yang menarik bagiku adalah kisah di atas.
Ya, secara
fitrah seseorang akan merasa sangat tersanjung ketika ada orang lain yang belum
kita kenal tetapi dia telah mengetahui nama dan asal usul kita & mengingat
sesuatu tentang diri kita. Kita akan merasa begitu berharga karena orang lain
mau menyimpan nama dan peristiwa yang kita alami dalam memori mereka yang
mungkin sebenarnya sudah cukup penuh untuk menyimpan hal-hal lain yang jauh
lebih penting dalam kehidupan mereka. Dalam kondisi seperti ini, biasanya akan
muncul rasa respek kita terhadap orang tersebut. Kita akan lebih memperhatikan
apa yang dia katakan karena kita ingin membalas segala perhatiannya kepada
kita. Akan muncul perasaan tidak enak apabila kita menolak ajakannya, apalagi
ajakan tersebut ajakan untuk berbuat kebaikan.
Inilah salah satu alasan mengapa kita
harus mulai membiasakan diri menulis buku harian atau diary. Kita tidak bisa
hanya mengandalkan kekuatan ingatan kita, karena bertambah hari, bertambah
usia, masalah yang kita hadapi semakin banyak, tetapi fungsi otak untuk
menyimpan memori semakin berkurang.
Selain itu, dengan adanya buku harian,
kita akan bisa menengok kembali peristiwa-peristiwa lampau yang mungkin bisa
menjadi inspirasi ketika kita sedang menghadapi masalah atau sedang bête. Bisa
menjadi bahan evaluasi, serta menjadi penyemangat ketika sedang lemah..,
So, ayo kita mulai membiasakan diri dari
sekarang untuk menulis buku harian…

Tidak ada komentar:
Posting Komentar