Letih karna debu
kealpaan
Wajah tak lagi pancarkan keimanan
Wajah tak lagi pancarkan keimanan
Tertatih tiada tujuan
Lembar demi lembar hari kulewati
Namun
ketenangannya tiada pasti
Mencari
kini tempat yang mencukupi
Tuk
susun langkah yang lebih pasti
………………………………………….. ( Nuansa, Kembali ke Masjid )
Saudaraku …
Pernahkah hari – harimu seperti keadaan yang terlukiskan
dalam bait nasyid di atas ? Pernahkah atau bahkan terlalu sering dirimu berada
dalam kondisi kefuturan ?
Saudaraku ….
Kefuturan adalah sesuatu
yang pasti akan menimpa setiap manusia. Siapapun itu. Setiap kita pasti akan mengalami kondisi dimana kebosanan pada rutinitas keseharian yang kita lakukan
menjadi penghambat keceriaan dan keistiqomahan langkah kita dalam mengusung
panji – panji kebesaran Islam. Kefuturan merupakan momok yang sangat
menakutkan, terutama sekali bagi para aktivis dakwah. Karena tidak jarang para
aktivis yang semula dikenal sangat bersemangat memperjuangkan tegaknya dien ini
hilang dari peredaran, hanya karena tidak bisa bangkit manakala terpuruk dalam
kefuturan.
Saudaraku ……
Harus kita akui, bahwa memang sangat berat untuk kembali
bangkit dari kefuturan. Teramat berat. Karena kefuturan bagaikan candu, yang
membuat manusia menjadi ingin dan terus ingin mengonsumsinya. Karena kefuturan
selaras dan sejiwa dengan nafsu kita. Dan karena kefuturan lebih menjanjikan
kebahagiaan yang siap saji daripada beraktivitas dalam dakwah yang masih samar keuntungan yang ditawarkan.
Saudaraku ….
Bagaimanapun beratnya, susahnya dan payahnya dalam
menghidupkan kembali ghirah yang telah meredup cahyanya, kita mesti mencoba dan
terus mencoba. Jangan sampai kita menyerah pada keadaan. Karena mudah menyerah
bukanlah karakteristik seorang muslim. Ia adalah sifat khas dari kaum kafir. “ Dan janganlah kamu berputus asa dari rahmat
Allah, sesungguhnya tiada yang berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum
yang kafir ”( Qs. Yusuf : 87 ).
Saudaraku ……..
Kefuturan adalah keniscayaan dalam sebuah rutinitas.
Sehingga tidak perlu kita berlarut – larut dalam penyesalan. Namun yang lebih
penting di sini adalah pada bagaimana penyikapan kita terhadap kefuturan itu
sendiri. Bagaimana kita mampu memanfaatkan kondisi futur kita untuk mengisi
bahan bakar, sehingga kereta dakwah kita akan lebih laju daripada sebelumnya.
Sehingga langkah kita menjadi lebih berderap dan lebih mantap. Menjadi lebih
rapi dan lebih pasti.
Saudaraku ……
Sekali lagi, memang teramat sulit untuk bangkit dari
kefuturan. Dibutuhkan tenaga ekstra besar untuk melakukannya. Kekuatan internal
dan kekuatan eksternal, itu yang kita perlukan. Kekuatan internal itu adalah
niat yang ikhlas, komitmen yang tinggi dan azzam yang kuat untuk terus berjuang
menegakkan kalimahNya. Sedangkan kekuatan eksternal, salah satu yang terpenting
adalah dukungan dan sokongan dari saudara serta sahabat kita.
Saudaraku …….
Rasulullah pernah bersabda bahwasanya barangsiapa yang
dikehendaki oleh Allah suatu kebaikan , maka ia akan diberi teman yang shalih.
Jika ia lupa maka akan diingatkan, dan jika ia ingat maka akan ditolong ( HR.
Ahmad ).
Saudaraku …..
Tiada gading yang tak retak.
Tak ada seorang manusiapun yang luput dari salah dan dosa. Sebagaimana juga
yang disabdakan oleh Nabi tentang iman. Iman manusia terkadang naik, terkadang
turun. Dan disinilah letak ke-manusia-an kita. Andai iman kita selalu tetap,
maka kita sudah menjadi para malaikat suci penghuni langit. Ataupun iman kita
yang selalu meningkat, mungkin akan ada rasul lagi bagi manusia sesudah
Muhammad. But, that’s imposible. So, ketika antum melihat ana or saudara kita yang lain sedang berada dalam kefuturan,
mengalami penurunan semangat, berbuat kealpaan, jangan segan - segan untuk menegur dan mengingatkan. Karena inilah
bentuk dari rasa cinta antum kepada kami. Jangan antum biarkan ana dan yang
lain berada dalam kondisi ini.
Saudaraku …..
Ana harap antum semua adalah teman yang shalih itu. Orang
– orang yang dijanjikan oleh Allah, yang akan selalu mengingatkan di kala lupa
dan selalu siap menolong saudaranya di saat membutuhkan. Yang akan menjadi
tiang penegak dalam rapuhku. Menjadi penguat dalam lelahku. Menjadi kawan dalam
sendiriku. Menjadi pelipur dalam laraku.
…………………………………
Bersyukur kini padaMu Illahi
Teman yang dicari selama ini
Teman yang dicari selama ini
Telah kutemui
Dengannya di sisi perjuangan ini
senang diharungi
Bertambah murni kasih Illahi
Dengannya di sisi perjuangan ini
senang diharungi
Bertambah murni kasih Illahi
…………………………………( Brothers : Teman sejati )

