Sabtu, 31 Mei 2014

Ya...Akhi, Ya ...Ukhti ... Inilah Pengharapanku Padamu


Saat langkah tersendat di kehidupan
Letih karna debu kealpaan 
Wajah tak lagi pancarkan keimanan
Tertatih tiada tujuan
            Lembar demi lembar hari kulewati
Namun ketenangannya tiada pasti
Mencari kini tempat yang mencukupi
Tuk susun langkah yang lebih pasti
………………………………………….. ( Nuansa, Kembali ke Masjid )
Saudaraku …
Pernahkah hari – harimu seperti keadaan yang terlukiskan dalam bait nasyid di atas ? Pernahkah atau bahkan terlalu sering dirimu berada dalam kondisi kefuturan ?
Saudaraku ….
Kefuturan adalah sesuatu yang pasti akan menimpa setiap manusia. Siapapun itu. Setiap kita pasti akan mengalami kondisi dimana kebosanan pada rutinitas keseharian yang kita lakukan menjadi penghambat keceriaan dan keistiqomahan langkah kita dalam mengusung panji – panji kebesaran Islam. Kefuturan merupakan momok yang sangat menakutkan, terutama sekali bagi para aktivis dakwah. Karena tidak jarang para aktivis yang semula dikenal sangat bersemangat memperjuangkan tegaknya dien ini hilang dari peredaran, hanya karena tidak bisa bangkit manakala terpuruk dalam kefuturan.

Saudaraku ……

Harus kita akui, bahwa memang sangat berat untuk kembali bangkit dari kefuturan. Teramat berat. Karena kefuturan bagaikan candu, yang membuat manusia menjadi ingin dan terus ingin mengonsumsinya. Karena kefuturan selaras dan sejiwa dengan nafsu kita. Dan karena kefuturan lebih menjanjikan kebahagiaan yang siap saji daripada beraktivitas dalam dakwah yang masih samar keuntungan yang ditawarkan.
Saudaraku ….
Bagaimanapun beratnya, susahnya dan payahnya dalam menghidupkan kembali ghirah yang telah meredup cahyanya, kita mesti mencoba dan terus mencoba. Jangan sampai kita menyerah pada keadaan. Karena mudah menyerah bukanlah karakteristik seorang muslim. Ia adalah sifat khas dari kaum kafir. “ Dan janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah, sesungguhnya tiada yang berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir( Qs. Yusuf : 87 ).
Saudaraku ……..
Kefuturan adalah keniscayaan dalam sebuah rutinitas. Sehingga tidak perlu kita berlarut – larut dalam penyesalan. Namun yang lebih penting di sini adalah pada bagaimana penyikapan kita terhadap kefuturan itu sendiri. Bagaimana kita mampu memanfaatkan kondisi futur kita untuk mengisi bahan bakar, sehingga kereta dakwah kita akan lebih laju daripada sebelumnya. Sehingga langkah kita menjadi lebih berderap dan lebih mantap. Menjadi lebih rapi dan lebih pasti.
Saudaraku ……
Sekali lagi, memang teramat sulit untuk bangkit dari kefuturan. Dibutuhkan tenaga ekstra besar untuk melakukannya. Kekuatan internal dan kekuatan eksternal, itu yang kita perlukan. Kekuatan internal itu adalah niat yang ikhlas, komitmen yang tinggi dan azzam yang kuat untuk terus berjuang menegakkan kalimahNya. Sedangkan kekuatan eksternal, salah satu yang terpenting adalah dukungan dan sokongan dari saudara serta sahabat kita.
Saudaraku …….
Rasulullah pernah bersabda bahwasanya barangsiapa yang dikehendaki oleh Allah suatu kebaikan , maka ia akan diberi teman yang shalih. Jika ia lupa maka akan diingatkan, dan jika ia ingat maka akan ditolong ( HR. Ahmad ).
Saudaraku …..
Tiada gading yang tak retak. Tak ada seorang manusiapun yang luput dari salah dan dosa. Sebagaimana juga yang disabdakan oleh Nabi tentang iman. Iman manusia terkadang naik, terkadang turun. Dan disinilah letak ke-manusia-an kita. Andai iman kita selalu tetap, maka kita sudah menjadi para malaikat suci penghuni langit. Ataupun iman kita yang selalu meningkat, mungkin akan ada rasul lagi bagi manusia sesudah Muhammad. But, that’s imposible. So, ketika antum melihat ana or saudara kita yang lain sedang berada dalam kefuturan, mengalami penurunan semangat, berbuat kealpaan, jangan segan - segan  untuk menegur dan mengingatkan. Karena inilah bentuk dari rasa cinta antum kepada kami. Jangan antum biarkan ana dan yang lain berada dalam kondisi ini.
Saudaraku …..
Ana harap antum semua adalah teman yang shalih itu. Orang – orang yang dijanjikan oleh Allah, yang akan selalu mengingatkan di kala lupa dan selalu siap menolong saudaranya di saat membutuhkan. Yang akan menjadi tiang penegak dalam rapuhku. Menjadi penguat dalam lelahku. Menjadi kawan dalam sendiriku. Menjadi pelipur dalam laraku.
…………………………………
Bersyukur kini  padaMu Illahi 
Teman yang dicari selama ini
Telah kutemui 
Dengannya di sisi perjuangan ini 
senang diharungi 
Bertambah murni kasih Illahi
…………………………………( Brothers : Teman sejati )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar